Suatu saat saat saya sowan Abah Luthfi Pekalongan dan mujalasah cukup lama dengan beliau. Entah mengapa saya lebih senang memanggil beliau Abah daripada Habib, karena bagi saya beliau adalah orang tua sekaligus Murobbir ruuh…
Beliau menegaskan kepada saya :
فَسَلِّم أَمْرَ اللهِ اِلَى أَهْلِهِ
Spontan dengan kebodohan saya, saya bertanya kepada beliau: “Abah…. Pangapunten, berarti itu sama dengan ayat:
فَسَۡٔلُوٓاْ أَهۡلَ ٱلذِّكۡرِ إِن كُنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ
“Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.” (QS Al Anbiya : 7)
Dengan tegas dan sedikit bersuara keras beliau menjawab, “Bukan… Bukan…!! Kalau surat Al Anbiya itu menjelaskan bahwa kita mempunyai hak bertanya kepada Ulama dan Ahli Dzikir tentang ilmu-ilmu Allah yang kita tidak ketahui. Ada hak bertanya kepada siapapun yang lebih ‘Alim dari pada kita, itu tentang ILMU.
Tapi kalau sudah menyangkut PERKARANYA ALLAH, RAHASIA ALLAH, KEWENANGAN ALLAH YANG MUTLAK, kita hanya bisa PASRAH BONGKOKAN فَسَلِّم KEPADA AHLINYA (yaitu para wali Allah yang mulia), dan kita tidak diberi hak untuk bertanya sedkitpun, apalagi membantahnya…!!
————————–
Maka mumpung beliau رضي الله عنه masih hidup:
الغوث الأعظم مولانا الحبيب محمد لطفى بن علي بن هاشم بن يحيى
Marilah kita sempatkan untuk sowan beliau, untuk mendapatkan doa dan petunjuk beliau, serta memasrahkan perkaranya Allah, rahasia dan kewenangan Allah, khususnya yang menyangkut atas diri kita dan keluarga kita, sehingga kita benar-benar akan diselamatkan oleh Allah di dunia dan akhirat beserta orang-orang yang telah Allah selamatkan dan berikan nikmat kepada kita.
ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ ٦ صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ ٧
Amiin ya Allah Robbal ‘Alamiin…
Al Faqir ila Rahmatir Robbi – Muhammad Amanulloh Mukhlis